Halo, balik lagi ke blog yang gajelas ini. Kali ini gua mau bahas soal tempat makan paling favorit gua di sekitaran tempat gua tinggal, Pablo Ocampo, Makati, National Capital Region Of Manila. Nama tempat makannya adalah Kumpares.
Kumpares adalah tempat paling favorit gua dan mungkin sebagian orang Indonesia yang tinggal di Manila (dari pengalaman makan disini, sering banget gua liat orang ngomong pake Bahasa Indonesia). Mau tau kenapa tempat makan mini resto ini selalu ramai terutama jika jam makan siang datang? Tentu saja harga yang sangat-sangat murah dan juga cita rasa yang lezat.
Bagi gua sebagai Warga Negara Indonesia, tempat makan ini mungkin sangat-sangat cocok dengan lidah orang Indonesia, mengingat makanan lain kebanyakan di Filipina selalu menggunakan cuka dan juga semua hal yang manis-manis, mungkin seperti di Thailand kurang lebihnya. Jadi kebanyakan Pinoy, menyukai semua hal yang berbau cuka dan manis. Misalkan kuah sayur, atau kuah daging, atau mungkin semur, mereka selalu mencampurkan cuka.

Makanan yang ditawarkan disana sebagaian besar adalah daging, karena daging memang makanan paling favorit disini, tentunya dengan campuran cuka dan kecap asin. Gua sendiri ga begitu suka sama cuka karena memang rasanya yang kecut dan memang gak terbiasa. Di Indo sendiri aja, gua gapernah makan cuka, kecuali pas lagi makan bakso.
Di Kumpares sendiri, ada beberapa menu sayur, cuma tidak menjadi favorit orang sekitar sini. Salah satunya adalah Tjap Tsui dan Bulalo. Tjap Tsui kita kenal dengan cap cai di Indonesia merupakan sayur yang segra, dan dinikmati dengan hangat, namun penyajiannya di Pinoy, tanpa kuah sama sekali, namun tetap nikmat. Sedangkan Bulalo adalah sayur yang berisi campuran kol dan daging tipis. Daging yang digunakan bisa sapi dan babi, tergantung dari permintaan kita.


Di Kumpares, selalu disediakan soup gratis. Soup ini hanya kuah saja, namun aromanya seperti sapi. Kuahnya memang tidak banyak. Mungkin itu sengaja karena dengan minum soup itu sedikit saja, gua udah merasa kenyang, apalagi jika minum soup terlalu banyak, mungkin ga perlu lagi makan nasi disana.
Sebagai Orang Indonesia, sangat sulit mencari hal yang berbau pedas di Manila. Semua sambal yang dijual di toko atau supermarketpun, kebanyakan memiliki rasa yang manis, atau seperti rasa saus tomat. Selama di Filipina, cuma satu sambel yang hampir sama seperti sambal di Indonesia (kayak ABC, Belibis, dan lainnya) yaitu sambal bernama CHOLIMEX. Sambal ini berasal dari Vietnam. Maka dari itu harganya sangat mahal.
Untuk seukuran sambal kecil seperti ABC biasa saja, harganya sekitar 150 peso, atau jika dirupiahkan sekitar 40 ribu. Bayangkan di Indo jika membeli sambal yang seukuran kecil mungkin hanya 7 ribu rupiah aja.
Back to topic, Kumpares ini usut punya usut ternyata usaha franchise. Tapi yang gua heran, Kumpares yang sering gua kunjungi ini, sudah berdiri lebih dari 5 tahun, tapi tak ada niatan dari pemiliknya untuk memperbesar tempat.
Untuk soal harga, rata-rata makanan yang dijual disana berkisar antara 50-150 peso atau sekitar 15 ribu pampai dengan 40 ribu termahal. Untuk ukuran Orang Indonesia yang suka irit, harga tersebut memang cocok sekali dengan kantong anak rantau kayak gua gini.
Untuk pelayanan yang diberikan oleh Kumpares juga sangat ramah dan bersahabat. Walaupun ada satu trouble yang memang jarang ditemui di Indonesia, yaitu waitress atau karyawannya yang banyak sekali memperkerjakan ladyboy atau shemale. Oia ladyboy dan shemale itu beda loh ya. Ladyboy itu sebutan untuk pria yang berdandan seperti wanita dan BELUM MELAKUKAN OPERASI KELAMIN. Sedangkan shemale adalah wanita yang dulunya pria dan SUDAH MELAKUKAN OPERASI untuk mengganti kelaminnya.
Fyi, di Filipina shemale ataupun ladyboy sudah tidak malu lagi untuk mengenalkan dirinya kepada publik bahwa dirinya adalah seperti yang gua sebutin tadinya. Mungkin bedanya di Indo masih malu karena publik bisa melakukan kekerasan secara verbal dengan perkataan, makanya masih banyak yang malu dan menyembunyikan hal terserbut, lain hal di Pinoy ini, hal tersebut sudah tak asing lagi, dan tak ada kekerasan verbal dengan perkataan, atau bahasa gaulnya, ngecengin dengan perkataan yang menyakitkan hati.
Sebenarnya masih banyak sekali cerita dari Kumpares ini yang masih belum gua sebutin, mungkin lain kali artikel ini akan diupdate berkala pas kalau ada waktu senggang, mungkin kalau lagi bosen dan main Bang Bang (Mobile Legends).